Senin, 26 Desember 2011

The Power of Anchor

Yanfika.

Anchor adalah suatu hal yang jika terjadi akan memicu suatu perasaan atau emosi tertentu. Dalam istilah psikologi klasik, anchor adalah suatu stimulus yang memicu reaksi khusus. Anchor dapat terjadi dengan sendirinya (alami), dapat pula di ciptakan secara sengaja.
Sebagai contoh anchor alami adalah suatu phobia, yakni reaksi takut yang berlebihan (tidak masuk akal) pada suatu stimulus (anchor) tertentu. Misal melihat kecoa, langsung memicu takut dan tidak berani berjalan mendekatinya. Artikel ini akan membahas mengenai cara menciptakan anchor agar pasangan bisa orgasme lebih mudah.
Anchor yang diciptakan dengan sengaja misalkan adalah lampu merah lalu lintas. Karena melihat asosiasi berkali-kali antara warna merah dan berhenti, maka mata kita mejadi terlatih. Begitu melihat warna merah lampu lalu lintas, maka secara otomatis kita akan berhenti. Disiplin psikologi sudah meletakkan dasar-dasar teknik anchor dengan sangat baik. Pavlov melakukan percobaan yang terkenal dengan cara menciptakan anchor dengan mekanisme reward-punishment dan dilakukan berulang-ulang pada anjingnya.
Pendekatan NLP, mengembangkan lebih jauh dengan cara membuat suatu anchor dalam sekali gebrak. Caranya akan dibahas dibagian akhir tulisan ini. Ancor dapat diciptakan dengan cara memberikan stimulus pada salah satu atau lebih dari kelima indra (VAKOG) kita untuk memicu terbentuknya mental map. Jadi anchor dapat berbentuk misal : suatu kata (auditorial) gerakan (kinestetik/visual), simbol (visual), sentuhan (kinestetik), bau (kinestetik).
Di bawah ini terdapat daftar anchor yang umum. Dengan merenungkannya, maka anda dapat mengidentifikasikan sistem representasionalnya (VAKOG).
  • Peluit Polisi
  • Lagu favorit
  • Sirine
  • Bel Pintu
  • Senyuman
  • Kepalan tangan
  • Tangisan bayi
  • Lampu rem belakang mobil
  • Dering telfon
  • Parfum si Doi
  • Dering jam weker, dll
Anchor cara NLP Secara NLP, anchor diciptakan dengan cara membawa seseorang mengalami emosi puncak tertentu (rasa takut, gembira, cemas, ngeri, dll). Pada saat puncaknya, kita melakukan suatu suatu tindakan tertentu, misal mengucapkan kata tertentu / gerakan anggota tubuh tertentu / menunjuk simbol tertetu / memberikan sentuhan di tempat tertentu.
Semakin tinggi dan mendekati puncak emosi maka akan semakin kuat anchor itu akan menetap. Ini yang terjadi pada orang phobia, pada saat ketakutan memuncak matanya melekat pada objek tertentu yang kemudian menjadi anchornya (misal kecoa). Anchor bisa menggunakan kata-kata, nada-nada, gerakan, dehem, batuk kecil, telengan kepala. Anchor yang baik adalah yang jarang digunakan, sebab kalau terlalu sering digunakan menjadi tidak efektif lagi.
Contoh :
Pada saat presentasi sales bersama kompetitor, dan kita sempat melihat kompetitor gelisah/cemas. Maka lakukan kalibrasi dan pada saat terjadi puncak cemas/gelisah buatlah anchor, misal dengan dehem kecil (semacam batuk). Kemudian saat presentasi selesai dan calon klien menanyakan pendapat mereka mengenai ini itu. Maka anda dapat menyalakan anchor (fire the anchor) anda dengan melakukan berdehem yang sama. Maka jika semuanya dilakukan dengan tepat waktu dan akurasi kalibrasi maka kompetitor tiba-tiba merasa cemas tanpa sebab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar