Kamis, 31 Juli 2014

Dapatkan INFO Rahasia VSI melalui mail box anda

Isilah form di bawah ini untuk mendapat informasi rahasia sukses bersama VSI. Setelah mengisi form di bawah ini, anda akan kami bawa ke sebuah halaman untuk memberitahu anda bahwa kami telah mengirim sebuah email untuk memastikan bahwa anda benar-benar telah mengisi form di bawah ini.


Nama: *
Email: *
            

>> Kami akan memberi anda informasi tentang perkembangan bisnis pulsa ini dari hari ke hari, termasuk update perkembangan bisnis dan update bisnis terakhir.

>> Jika anda menggunkan email seperti Yahoo, Gmail dan email umum lainnya, maka silahkan cek email dari kami di BULK folder karena SPAM filter mereka sangat sensitif.

>> Buka email dari kami lalu klik pilihan "bukan spam" maka email ini akan kembali ke inbox anda. Simpanlah email kami pada address book anda.



Selasa, 11 Maret 2014

Rahasia VSI

Tujuh Rahasia Sukses Pengusaha Tionghoa

Pesona Keuangan & BisnisOrang Tionghoa, khususnya yang hidup di perantauan, kerap dianggap bertangan dingin dalam berbisnis. Inilah 7 rahasia kaum Tionghoa menjadi pengusaha sukses!

1. Terlibat sejak dini
Di kalangan pebisnis Tionghoa, melibatkan keluarga sejak dini adalah hal biasa. Bila seorang ayah membuka rumah makan, maka anak-anaknya ditugaskan menjadi pelayan, sedangkan istri menjadi kasir. Begitu anak beranjak dewasa, mereka sudah menguasai seluk-beluk bisnis di luar kepala dan menjalankannya tanpa canggung.

2. Administrasi dan pembukuan yang baik
Sangat jarang toko yang dijalankan pengusaha Tionghoa kehabisan stok barang.
Sebab mereka menerapkan sistem administrasi barang yang baik. Sedangkan pembukuan
yang baik membuat arus kas berjalan lancar.

3.  Dua puluh persen biaya hidup
Sebelum bisnis benar-benar sukses (dengan kata lain sudah kaya raya), orang Tionghoa
terbiasa hidup sederhana, yaitu dengan cara menggunakan hanya 20 persen dari
penghasilan mereka. Bila punya pendapatan Rp 10 juta, maka yang digunakan untuk biaya
hidup hanya Rp 2 juta saja dan sisanya ditabung atau diinvestasikan.

4. Berani ambil risiko
Keyakinan bahwa selalu ada kesempatan di setiap rintangan, membuat pengusaha
Tionghoa lebih berani mengambil risiko. Kata gagal sepertinya sudah dihapus dari
kamus mereka.

5.  Survei dan belajar
Pengusaha Tionghoa yang akan memulai usaha tak segan bertanya dan belajar kepada
siapa pun untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai usaha yang akan
dimulainya. Mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang usaha yang akan digeluti
membuat usaha mereka cepat meroket, karena sudah tahu seluk beluknya.

6. Pelayanan terbaik
Ada pepatah Tionghoa yang mengatakan, ‘Jika tak pandai tersenyum, jangan membuat
toko.” Maksudnya, Anda harus memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Tanpa
pelayanan yang memuaskan, dijamin pelanggan akan pindah ke toko sebelah.

7. Memelihara relasi
Pengusaha Tionghoa terkenal pandai menjaga hubungan dengan pelanggannya. Hal
sederhana yang acap dilakukan adalah memberikan hadiah kepada pelanggan. Meski
tak selalu berharga mahal, namun tetap akan meninggalkan kesan baik bagi
pelanggannya, sehinga mereka ingin selalu kembali ke toko tersebut.

Jumat, 07 Maret 2014

Berikan Kami Al Qur’an, Bukan Cokelat!

Berikan Kami Al Qur’an, Bukan Cokelat!

Al Qur’an! Al Qur’an! Bukan cokelat! Bukan Cokelat!” kata anak perempuan setengah berteriak ke beberapa teman lain yang sedang mengurus pengungsi.

Dua Pasang Mata di Tengah Salju: Al Qur’an Bukan Cokelat!

(Banyak yang sebenarnya harus saya catat ketika bekerja menemani anak-anak di berbagai daerah dan negara. Namun,cerita yang satu ini amat berkesan. Menohok konsep diri.)

Anak-anak hebat tidak selamanya lahir dari fasilitas yang serba lengkap, bahkan sebagian dari mereka disembulkan dari kehidupan sulit yang berderak-derak. Mereka tumbuh dan berkembang dari kekurangan.

Pada sebuah musim dingin yang menggigit, di sebuah pedalaman, di belahan timur Eropa, kisah ini bermula. Kejadian menakjubkan, setidaknya bagi saya.

Salju bagai permadani putih dingin menyelimuti pedalaman yang telah kusut masai dirobek perang yang tak kunjung usai. Dentuman bom dan letupan senjata meraung-raung dimana-mana. Sesekali, terdengar ibu dan anak menjerit dan kemudian hilang.

Di tenda kami, puluhan anak duduk memojok dalam keadaan teramat takut. Sepi. Takada percakapan. Takada jeritan. Hanya desah pasrah merayap dari mulut mereka terutama ketika terdengar letupan atau ledakan.

Di luar, selimut putih beku telah menutup hampir semua jengkal tanah. Satu-dua pohon perdu masih keras kepala mendongak, menyeruak. Beberapa di antara kami terlihat masih berlari ke sana-kemari. Memangku anak atau membopong anak-anak yang terjebak perang dan musim dingin yang menggigit tulang.

Tiba-tiba dari kejauhan, saya melihat dua titik hitam kecil. Lambat laun, terus bergerak menuju tenda kami. Teman di samping yang berkebangsaan Mesir mengambil teropong.

“Allahu Akbar!” teriaknya meloncat sambil melemparkan teropong sekenanya.

Saya juga meloncat dan ikut berlari menyusul dua titik hitam kecil itu. Seperti dua rusa yang dikejar Singa Kalahari, kami berlari.
Dari jarak beberapa meter, dapat kami pastikan bahwa dua titik hitam kecil itu adalah sepasang anak. Anak perempuan lebih besar dan tinggi dari anak lelaki. Anak perempuan yang manis khas Eropa Timur itu terlihat amat lelah. Matanya redup. Sementara, anak lelaki berusaha terus tegar.

“Cokelat …,” sodor teman saya setelah mereka sampai di tenda penampungan kami.

Anak yang lebih besar dengan mata tajamnya menatap teman saya yang menyodorkan sebungkus cokelat tadi.
Teman saya merasa mendapat perhatian maka dia semakin semangat menyodorkan cokelat. Diangsurnya tiga bungkus cokelat ke kepalan tangan anak yang kecil (yang ternyata adalah adiknya).

Sang Kakak dengan cepat dan mengejutkan kami mengibaskan tangannya menolak dua bungkus cokelat yang diberikan. Teman saya yang berkebangsaan Mesir itu terkesiap.

“Berikan kami Al Qur’an, bukan cokelat!” katanya hampir setengah berteriak.

Kalimatnya yang singkat dan tegas seperti suara tiang pancang dihantam berkali-kali.
Belum seluruhnya nyawa kami berkumpul, sang Kakak melanjutkan ucapannya,

“Kami membutuhkan bantuan abadi dari Allah! Kami ingin membaca Al Qur’an. Tapi, ndak ada satu pun Al Qur’an.”

Saya tercekat apalagi teman saya yang dari Mesir. Kakinya seperti terbenam begitu dalam dan berat di rumput salju. Kami bergeming.
Dua titik hitam yang amat luar biasa meneruskan perjalanannya menuju tenda pengungsi. Mereka berusaha tegap berjalan.

“Al Qur’an! Al Qur’an! Bukan cokelat! Bukan Cokelat!” kata anak perempuan setengah berteriak ke beberapa teman lain yang sedang mengurus pengungsi.

Saya dan teman Mesir yang juga adalah kandidat doktor ilmu tafsir Al Qur’an Universitas Al Azhar Kairo itu kaku.

[Tak akan pernah terlupakan kejadian di sekitar Mostar ini. Meski musim dingin dan dalam dentuman senjata pembunuh yang tak terkendali, angsa-angsa terus berenang di sebuah danau berteratai yang luar biasa indahnya. Beberapa anak menangis dipangkuan. Darah menetes. Beberapa anak-anak bertanya, dimana ayah dan ibu mereka. (Saya ingin melupakan tahunnya.)]

== disalin dari:
“Aku Mau Ayah! Mungkinkah tanpa sengaja anak Anda telah terabaikan? 45 Kisah Nyata Anak-Anak Yang Terabaikan“, bab “Dua Pasang Mata di Tengah Salju: Al Qur’an Bukan Cokelat!” (hal 83-86)

Penulis: Irwan Rinaldi.
Penerbit: Progressio Publishing.
Cetakan Pertama, Juni 2009

(http://jilbab.or.id)

Sabtu, 22 Februari 2014

Arti Sebuah Pelayanan

Arti Sebuah Pelayanan

Baru berapa tahun ini saya berkecimpung di dunia bisnis jasa/pelayanan, namun begitu dulu saya belum pernah merasakan betapa pentingnya arti sebuah layanan/service yang di berikan oleh seorang CS kepada pelanggannya.

Beberapa hari yang lalu saya kehilangan HP beserta nomernya dengan label Indo*** M*, karena begitu pentingnya nomer itu bagi kelangsungan komunikasi saya dengan klien & partner kerja, maka saya menuju Galery operator seluler tersebut yang berada di kota Malang tempat saya berdomisili, sebuah pelayanan yang ramah saya dapatkan dari seorang mbak CS berjilbab yang saat itu menerima saya, namun karena stok nomer yang saya request belum tersedia & harus pesan dulu ke kantor operator pusat, maka saya di sarankan untuk kembali lagi setelah saya menerima informasi dari CS tersebut via telepon.

Kurang lebih tiga hari berikutnya saya menerima telepon dari CS cantik tersebut, dan sayapun menuju Galery operator seluler itu untuk mengambil nomer yang saya pesan sebelumnya, namun sampai disana yang melayani saya adalah seorang CS cowok yang pada mulanya menerima saya dengan sangat ramah, hanya saja saat dia menyuruh saya mengisi form dan telah menjelaskan kolom mana saja yang harus saya isi, saya lupa ada kolom yang belum saya isi, dan dia mengatakan "Maaasss ,,, masih pagi loh mass, masak baru di bilangin, udah lupa kolom mana yang harus di isi" (kurang lebih seperti itu) dengan nada sedikit datar dan sinis ... secara di dengarkan (paling tidak menurut saya sendiri) seperti kata ledekan yang kurang pantas (bukan tidak pantas, tapi "kurang pantas") untuk di ucapkan pada seorang CS. Meskipun saat itu dalam hati saya dimaafkan saja, namun ada sedikit rasa kurang enak pada pelayan operator seluler itu secara global, bukan sekedar pada seorang CS itu. Bahkan dalam batin saya ada sesuatu gejolak bahwa saya sudah hampir 5 tahun memakai layanan operator ini, bisa mendapat kata-kata seperti itu dari seorang CS Galery tersebut. Mungkin sebenarnya kata-kata seperti itu gak terlalu kasar ataupun tidak sopan, namun kata-kata seperti itu bisa sedikit memancing emosi, ketika si customer (seperti saya) juga pada situasi emosi yang juga lagi tertekan masalah pekerjaan di kantor yang belum selesai juga masih harus mengurus nomer HP yang hilang ke kantor operator seluler tersebut.

Cerita sebaliknya saya dapatkan pada saat saya membuka rekening tabungan di BCA KCU MALANG, meskipun waktu itu situasinya hampir sama ketika saya ke kantor operator seluler yakni pada saat jam kerja dengan pendingan urusan sana-sini, juga harus mengantri lama di BCA, namun ketika tiba giliran saya menuju CSO, seorang pria menyapa saya dengan sangat ramah, telaten, dan bahasa yang sangat sopan, meskipun saya tahu waktu itu dia juga mungkin sedikit capek karena sudah meyani banyak sekali orang yang ngantri disana, bahkan saat diapun harus salah ketika saya meminta dicetakkan ATM yang silver saja, karena saya lebih sering menggunakan transaksi via internet banking, dari pada tarik tunai & transfer lewat ATM, tapi ketika saya lihat ATM yang saya terima adalah jenis GOLD, saya sempat komplain, kenapa saya di beri ATM Gold padahal saya minta Silver, dia sedikit kaget juga bahwa ternyata dia yang salah, dan dia meminta maaf begini dan begitu, saya pun dengan sangat legowo memaafkannya & saya biarkan saja saya memakai ATM GOLD, selesai semua administrasi seperti biasa kita di beri semacam kupon kecil sebagai kuosioner untuk dimasukkan pada beberapa kotak yang disediakan bertuliskan : Baik, Cukup, sangat Baik, kurang baik. Namun karena sangat puas dengan layanan Bapak itu saya masukkan kuosioner bertuliskan nama dia ke kotak bertitel "sangat baik".

Dari pengalaman cerita saya diatas, saya jadi teringat kutipan-kutipan yang inspiratif berikut ini :

1. Dalam teori perbersihan diri ala orang Hawaii kuno (ditulis dalam buku Zero Limit) disebut ada kata-kata "Aku mengasihimu, maafkan aku, aku menyesal, terima kasih", dan saya pikir dari kata-kata itu baik diterapkan dalam sebuah pelayanan ataupun pada hubungan bersosial, segalanya musti dikerjakan dengan :

- KASIH / CINTA tulus dalam memberikan pelayanan ataupun berhubungan dengan orang lain, bukannya dalam islam juga diajarkan tentang kasih sayang, dimana setiap muslim dianjurkan setiap akan melakukan pekerjaan/kegiatan apapun tentang kebaikan untuk membaca BISMILLAH kalimat yang mengandung nama Allah yang Maha Pengasih & Penyayang, juga setiap muslim bertemu juga dianjurkan mengucap salam yang mengandung do'a tentang Rahmah (kasih sayang). Dalam sebuah hadits (riwayat Imam Tirmidzi, Baihaqy, dll) rasulullah bersabda : "orang-orang yang pengasih akan dikasihi oleh Zat yang Maha Pengasih. Kasihilah penduduk bumi, niscaya yang di langit akan mengasihimu"

- MAAF, saling meminta & memberi maaf adalah anjuran dalam agama, salah satunya coba simak kutipan dari Al-quran ayat 133 & 134, surat Ali Imran, berikut : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (Yaitu) Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya danmema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

- MENYESAL atas segala kesalahan, dalam sebuah hadist rasul saw. yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi, Ad-darimi, Ibnu Majah, dll) disebutkan : "Semua manusia adalah orang yang salah dan sebaik-baik orang yang salah adalah orang yang mau bertaubat" , sedangkan syarat taubat sendiri diantaranya adalah : menyadari bahwa yang telah dilakukannya adalah kesalahan, meminta ampunan, Menyesali perbuatan salahnya, dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya.

Dalam kitab Al-Hikam (Ibnu 'Athoillaah) dikatakan : "Diantara tanda-tanda matinya hati adalah tidak merasa sedih atas amal yang hilang dan tidak menyesal atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan"

- TERIMA KASIH (Syukur), ungkapan ini sangat penting apalagi ketika kita tahu bahwa dalam Al-quran, Surat Ibrahim ayat 14, Allah berfirman : "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),maka pasti azab-Ku sangat berat." Dan satu lagi dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud & Turmudzi, Rasulullah saw. bersabda : Siapa yang tidak bersyukur (berterimakasih) manusia maka dia tidak beryukur pada Allah.

Poin-poin diatas adalah merupakan hal-hal sepele yang mungkin juga banyak dilupakan, atau bahkan bukan karena lupa karena ya memang dianggap sebuah hal yang sepele saja, karena terkadang dampaknya terjadi dalam tempo sekian lama, meski sebagian bisa terjadi saat itu juga, cuma memang kadang saya sendiri merasa berat atau malas saja melakukannya. Maka dari itu dengan tulisan ini semoga memberikan inspirasi bagi saya sendiri khususnya untuk selalu bisa menerapkan poin-poin diatas, dengan itu maka diharapkan dapat memberikan senyum-senyum indah dari wajah kita dan orang yang memandang diri kita, selaras dengan yang diungkapkan Rasulullah dalam hadistnya, yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban, Tirmidzi, dll : “Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah.”
Dan akhirnya pula saya tambahkan sebuah ungkapan dalam sebuah referensi Fiqh Islam Klasik berjudul "I'anah at-Tholibin" dikatakan : "Berbuat baik itu adalah sesuatu yang mudah, (yaitu) wajah yang ceria & santun dalam berkata"

Sumber: http://inspirasineriz.blogspot.com/2013/05/arti-sebuah-pelayanan.html